Assalamualaikum, . Selamat membaca. .
[Harga
Diri Wanita]
-------------
Penulis : Sarah Handayani
KotaSantri.com : Islam telah mengangkat harga diri wanita. Namun, banyak
wanita yang kehilangan harga dirinya. Padahal, kehilangan harga diri
akan menghancurkan dirinya sendiri dan merusak masyarakat.
Persoalan wanita tidak pernah habis dibahas sejak dulu hingga kini.
Menurut Imam Syahid Hasan Albanna, wanita menjadi barometer baik
buruknya sebuah masyarakat. Rusaknya akhlaq wanita merupakan mata rantai
yang saling bersambungan dengan kenakalan remaja, rapuhnya keluarga,
dan kerusakan masyarakat. Wanita yang rusak akhlaqnya, maka ia
kehilangan harga dirinya.
Fenomena tersebut telah lama disinyalir oleh Rasulullah SAW yang
bersabda,
"Bagaimana dengan kalian apabila perempuan-perempuan kalian telah
melampaui batas, pemuda-pemuda kalian telah berbuat kefasikan, dan
kalian juga telah meninggalkan jihad kalian?"
Lalu, para sahabat balik bertanya, "Apa hal itu mungkin terjadi, wahai
Rasulullah?"
"Ya, demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya. Bahkan lebih dari itu pun
terjadi,"
jawab Rasul.
"Bagaimana nasib kalian jika kalian tidak memerintahkan yang ma'ruf dan
tidak melarang yang mungkar?" lanjutnya.
Para sahabat balik bertanya, "Apakah hal itu akan terjadi, wahai
Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Ya, demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya. Bahkan
lebih dari itu pun terjadi."
Para sahabat bertanya, "Apa yang lebih parah lagi darinya?"
Nabi bersabda, "Bagaimana nasib kalian jika telah melihat yang ma'ruf
sebagai kemungkaran dan yang mungkar sebagai barang yang ma'ruf?"
Mereka bertanya lagi, "Apakah itu bisa terjadi, wahai Rasulullah?"
"Ya, demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya. Bahkan, yang lebih dari
itu pun terjadi. Allah berfirman : Demi Aku, Aku bersumpah. Pasti akan
muncul fitnah sehingga orang yang sabar pun menjadi bingung."
(Diriwayatkan oleh Abu Ya'la).
Ada suatu rangkaian yang terus berkelindan antara kerusakan akhlaq
seorang wanita dengan rusaknya sebuah masyarakat. Kerusakan tersebut
banyak berawal dari dominasi akhlaq tercela yang menular pada generasi
berikut dan lingkungannya. Tentu saja, wanita bukanlah penyebab tunggal
kerusakan ini. Banyak faktor lain yang juga berpengaruh, di antaranya
juga keburukan akhlaq para suami.
Sepenggal kisah tentang seorang anak yang sudah melacur di usia 13 tahun
karena mengikuti jejak ibunya mungkin dapat mewakili fenomena tersebut.
Besar di daerah pelacuran, membuat Ani (bukan nama sebenarnya) belajar
dari perilaku orang dewasa di sekitarnya. Tak perlu menunggu waktu lama
untuk mempunyai 'pelanggan'.
Saat anak-anak seusianya masih menjalani pendidikan di tingkat SMP, Ani
diam-diam sudah memiliki pelanggan dan akhirnya menjalani profesi itu.
Berawal dari kerusakan akhlaq wanita? Tidak juga. Karena ibunya Ani
menjadi pelacur karena dijual oleh bapaknya sendiri.
***
Islam Mengangkat Harga Diri Wanita
Islam adalah sistem perundangan yang pertama sekaligus terakhir
menempatkan kaum wanita di tempat paling terhormat, paling baik, dan
paling indah. Islam memandang wanita sebagai manusia yang utuh dan
sempurna sebagaimana kaum pria dalam hal penciptaan, kemanusiaan,
perasaan, dan hak-haknya.
Sebagaimana firman Allah SWT,
"Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di
antara kalian, baik laki-laki maupun perempuan, karena sebagian kalian
adalah turunan dari sebagian yang lain."
(QS. Ali Imran : 195).
Saat wanita menjadi komoditi yang diperjualbelikan, sebagaimana terjadi
kembali saat ini, Islam datang untuk memuliakan dan mengangkat harkat
mereka, memelihara hak-hak dan kehormatannya. Islam membolehkan wanita
berjual-beli, melakukan sewa-menyewa, bersedekah, menuntut ilmu, dan
sebagainya, layaknya orang merdeka.
Tidak ada agama yang bisa berbuat adil terhadap kaum wanita sebagaimana
keadilan yang diberikan Islam. Hanya orang yang tak paham Islam yang
mengatakan bahwa Islam merendahkan harkat kaum wanita.
Allah SWT menegaskan,
"Dan kaum wanita itu memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang ma'ruf."
(QS. Al Baqarah : 228).
Aturan tersebut telah dibuktikan dalam kehidupan nyata dalam peradaban
Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya,
"Berikan wasiat kepada kaum wanita dengan baik."
"Sebaik-baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap
keluarganya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap
keluargaku."
Seseorang datang menghadap Rasulullah SAW seraya bertanya,
"Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak untuk saya
pergauli dengan baik?"
Beliau menjawab, "Ibumu."
Ia bertanya lagi, "Lalu siapa?"
Beliau menjawab, "Ibumu."
Ia bertanya lagi, "Lalu siapa?"
Lagi-lagi beliau menjawab, "Ibumu."
Ia bertanya lagi, "Lalu siapa?"
Baru beliau menjawab, "Bapakmu, kemudian orang yang paling dekat dan
seterusnya."
***
Islam Menjaga Harga Diri
Agama Islam dirancang untuk menjaga harga diri wanita. Allah menetapkan
pernikahan, etika bergaul dalam interaksi sosial, sampai aturan hijab
sebagai tindakan preventif dari berbagai kerusakan. Pernikahan dan arti
keluarga, yang kini sering diperdebatkan urgensinya oleh sebagian
masyarakat, dalam Islam merupakan sebuah kemutlakan. Mengabaikan artinya
terbukti telah mengakibatkan kehancuran.
Ada beberapa yang perlu dilakukan muslimah dalam menjaga harga dirinya.
Allah SWT memerintahkan kaum wanita agar memakai penutup dan tidak
menampakkan perhiasan di tubuhnya, termasuk auratnya. Wanita tidak
dibenarkan memakai pakaian yang memperlihatkan lekuk-lekuk tubuhnya.
Orang-orang yang hatinya tertutupi kegelapan hidayah sering mengemukakan
bahwa wanita memiliki kebebasan untuk tampil di depan publik. Menurut
mereka, tidak perlu aturan menutup aurat, karena apa yang ada di benak
seorang laki-laki ketika melihat wanita berpakaian seksi sangat
dipengaruhi oleh pikirannya sendiri.
Padahal aturan hijab dan etika berinteraksi yang Allah tetapkan itu
merupakan sebuah tindakan preventif dari terjaganya harga diri seorang
wanita. Islam menentukan garis yang jelas dalam penampakan perhiasan
yang berlebih-lebihan serta mengharamkan khalwat (menyepi dengan lain
jenis yang bukan mahram).
Aturan itu bukan berarti membatasi ruang gerak wanita. Wanita tetap
dapat berinteraksi dalam masyarakat, dengan syarat ia harus menjaga
kesopanan dan kewibawaan tanpa keluar dari batasan syari'at .
Sementara itu, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk
menjaga harga diri kita sebagai seorang muslimah,
yaitu;
Pertama, tingkatkan hubungan dengan Allah SWT dan senantiasa berdo'a
agar diberikan kekuatan dan bimbingan.
Kedua, tingkatkan pemahaman tentang agama, khususnya fiqh wanita.
Ketiga, ciptakan lingkungan yang selalu menegakkan prinsip 'amar ma'ruf
nahi mungkar.
Keempat, rajin meminta nasihat dan do'a kepada orang-orang yang terjamin
keshalihannya.
Kelima, jangan putus beramal shalih.
Keenam, jangan pernah putus harapan terhadap rahmat Allah.
Insya Allah, harga diri kita selalu terjaga dan dijaga Allah.
[Ummi-0205]
0 komentar:
Posting Komentar